Mualem Ajak Kader Jaga Kekompakan dan Perdamaian Aceh

oleh -193 Dilihat

Banda Aceh (AD)- Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf menghadiri Haul ke-15 Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Dr. Teungku Hasan Muhammad Di Tiro, yang digelar secara khidmat di Kantor DPP Partai Aceh, Selasa, 3 Juni 2025.

Acara ini dihadiri oleh para petinggi Komite Peralihan Aceh (KPA) dari seluruh kabupaten/kota, anggota DPRA Fraksi Partai Aceh, para tokoh Aceh, serta mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka.

Doa bersama dalam acara haul tersebut dipimpin oleh anggota DPRA, Tgk. Muharuddin, yang mendoakan almarhum Hasan Tiro dan perjuangan damai Aceh agar tetap terjaga dalam bingkai keikhlasan dan persatuan.

BACA..  Dek Gam Minta Tito Kembalikan Empat Pulau dari Sumut ke Aceh

Dalam sambutannya, Gubernur Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem menyampaikan pesan-pesan kebersamaan dan pentingnya menjaga warisan nilai perjuangan dari Wali Nanggroe.

“Kita kader pengganti untuk masa depan membangun Aceh. Alhamdulillah apa yang diajarkan wali bagi kita harus senantiasa kita jaga,” kata Mualem.

Mualem menekankan pentingnya rendah hati, kekompakan, dan menjauhkan diri dari konflik internal.

BACA..  Gubernur Aceh Hadiri International Conference on Infrastructure di Jakarta

“Nggak perlu sombong. Kita kompak, kebersamaan dalam semua perkara. Jangan seperti lele, lapar memakan teman. Jaga perdamaian sesama kita. Amanah wali, jangan cari dan minta jabatan. Hal itu akan datang sendiri,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh hadirin untuk menjadikan nilai-nilai perjuangan almarhum Hasan Tiro sebagai pedoman dalam membangun Aceh ke depan.

“Apa yang diajarkan almarhum, menjadi pelajaran dan pedoman bagi kita. Saya harap kekompakan kita. Tambah kawan, kurangi musuh. Sama-sama kita perkuat perjuangan,” ujar Mualem.

BACA..  Regional CEO BSI Aceh Kunjungi Rektor UIN Ar-Raniry

Haul ini juga diisi dengan santunan anak yatim sebagai bentuk kepedulian sosial yang sejalan dengan semangat perjuangan Hasan Tiro. Gubernur Aceh mengingatkan pentingnya menjauhkan diri dari iri hati dan fitnah.

“Momennya haul wali, bersama kita bisa membangun Aceh. Tidak ada fitnah dan jangan ada sifat dengki serta iri hati. Utamakan sifat ikhlas dan kejujuran di atas segalanya,” tutur Mualem. (*)