Banda Aceh l AP– Mengingat Pilkada 2017 sama seperti Pilkada 2012 lalu, sama-sama diikuti dari calon independen. Sebahagian besar masyarakat seperti tak tahu apa dan bagaimana kendala calon independen bila berkuasa, ini pandangan pengamat.
“Pandangan saya banyak kelemahan dalam mengelola pemerintahan nantinya. Hal ini disebabkan relasi antara eksekutif dan legislatif akan cenderung tidak harmonis. Dikarenakan tidak linear melalui kepartaian ketika majunya,” demikian penjelasan Pengamat Politik dan Keamann Aceh, Aryos Nivada, saat ditanyakan perihal kelemahan paslon independen, Kamis, 9 Febuari 2017.
Kata Aryos, kandidat independen akan kesulitan membangun komumikasi politik dengan legislatif, ketika memperjuangkan kepentingan masyarakat berdasarkan kebutuhan publik.
“Bisa dipastikan apa yang direncanakan eksekutif tidak mudah direalisasikan karena perbedaan jalur sistemnya. Satu melalui partai satu independen,” kata Aryos.
Kelemahan lainnya sebut Aryos, kepala daerah akan susah membangun komunikasi di level nasional karena dalam berkomunikasi pasti memerlukan jalur partai politik, terutama saat memperjuangkan angggaran dari APBN untuk di bawa ke daerannya.
“Memang ada keuntungan ketika masyarakat dipimpin dari kalangan independent, seperti intervensi politik partai pengusung dan pendukung tidak terlalu besar sekali, bisa dibilang sangat kecil,” ujarnya
Meskipun begitu, bukan berarti calon independen bebas dari intervensi. Saat maju di pilkada, calon independen juga butuh timses.
“Inilah yang akan bermain nantinya,” pungkas Aryos. (r)