Kejamnya Oknum Dewan Pijay, Usir Pengungsi Dari Komplek Mesjid

oleh -240 Dilihat

MEUREUDUE | AP-Seharusnya sikap wakil rakyat harus merakyat apalagi rakyat sedang dilanda musibah gempa bumi dimana banyak rumah warga hancur dan nyawa keluarganya hilang. Namun sikap berbeda diperlihatkan oleh oknum anggota dewan berinisial MH, Kamis, 8 Desember 2016 kemarin di lokasi pengungsian, Mesjid Trienggadeng, Pidie Jaya, sekira pukul 16.30 WIB.

“Kami diusir Pak Dewan terhormat dari lokasi pengungsian,” ujar salah satu pengungsi kepada Bongkarnews.com, Sabtu 10 Desember 2016.

Anggota DPRK Pidie Jaya itu sebut pengungsi, datang ke tempat pengungsian masyarakat Keude Trienggadeng di Masjid At-Taqarub, Trienggadeng Pidie Jaya dan juga turut didampingi Camat Tringgadeng, Ishak serta Keusyik Gampong Keude Tringadeng, Abu Bakar. Namun kedatangannya bukan membawa bantuan malah membawa beban psikis bagi pengungsi.

“Kami kecewa sekali terhadap dewan yang tak punya perasaan itu, orang luar saja datang membantu ini malah membuat kacau dan mengganggu kami,” tambah pengungsi lainnya yang takut disebut namanya dalam pemberitaan ini.

Sambung pengungsi itu, secara tidak langsung Anggota DPRK tersebut menuding pengungsi bencana alam gempa bumi bahwa masyarakat Gampong Keude tidak boleh mengungsi di mesjid yang diklaim milik kecamatan.

“Masjid ini adalah masjid kecamatan jadi masyarakat keude harus pindah,” begitulah kata-kata yang keluar dari mulut oknum dewan itu di depan para pengungsi yang masih trauma.

Dari informasi yang diperoleh Bongkarnews.com, dasar oknum dewan itu menyuruh warga pindah karena dirinya menjabat sebagai sebagai panitia pembangunan masjid At-taqarub.”Dia sombong kali baru jadi ketua panitia aja sudah begitu,” sesal pengungsi yang mengaku rumahnya hancur.

Suasana sore itu sangat menegangkan dengan kedatangan salah satu Wakil Rakyat dari Partai Nasional itu dengan ibu-ibu yang sedang berada dikemah pengungsian. Kemudian salah satu pengungsi menyampaikan kepada oknum dewan itu  di depan pengungsi lainnya untuk memboikot oknum itu di Pileg nanti.

“Apabila dia mencalonkan kembali dirinya sebagai Caleg khususnya masyarakat Keude Trienggadeng jangan pilih lagi dia,” teriak pengungsi.

Bagi para pengungsi, yang namanya oknum itu harus ditandai dan masyarakat setempat mengaku sudah menaruh rasa benci  kepada oknum itu.

“Kita selaku masyarakat keude kita garis merahkan yang namanya si mat hasan itu,” teriak salah satu pengungsi yang dengan nada yang begitu marah sehingga penggungsi lainnya menepuk tangan tanda setuju.

Menurut pengakuan sumber lainnya ditempat terpisah, oknum dewan itu dikenal sangat angkuh dan arogan bila berhadapan dengan masyarakat bawah, seakan-akan dia duduk di DPR itu bukan karena suara rakyat.

“Dia itu memang orangnya sangat sombong dan congkak tidak tau diri bahwa yang dijadikan dia dewan adalah masyarakat,” cerita warga sambil menyebut nama oknum dewan itu.

Usai diusir oknum dewan itu, Camat Ishak di depan para pengungsi untuk tetap tenang dan tak perlu bimbang mencari lokasi baru apalagi lokasi sekarang adalah lahan mesjid milik kecamatan.

“Awak droe neuh hana payah weh dari Masjidnyoe karena bandum jeut jak meungungsi kunoe ateuh nama awak Ttrienggadeng [Kalian tak perlu pindaj dari mesjid ini, semua boleh mengungsi ke sini atas nama masyarakat Tringgadeng-red],” pesan camat itu.

Saat dikonfirmasi Bongkarnews.com, Camat Pantee Raya, Ishak mengakui bahwa oknum itu telah menyuruh warga pindah, kondisi tersebut sangat membebankan kepalanya dikala kondisi masyarakat sedang panik.

“Ya, gak sanggup saya pikir, kalau disuruh pindah ya kita pindah,” ujarnya.

Masyarakat yang mengungsi mengakui, usai dibentak-bentak oknum dewan itu mereka telah memilih pindah dari lokasi yang dinilai oleh oknum dewan itu tidak pantas bagi mereka.

“Kami sudah pindah, namun kami sekarang sangat kewalahan dengan air bersih,” kata pengungsi itu seperti ketakutan bila namanya ditulis dalam pemberitaan ini.  [BN]