Muzakir Manaf Tegaskan Cabup Bireuen Belum Tentu Ruslan

oleh -293 Dilihat

Calon Bupati Bireuen dari Partai Aceh (PA) H Ruslan M Daud dan Wakilnya Efendi Sulaiman Mengabadikan foto bersama Muzakir Manaf (Mualem) Ketua KPA/PA Pusat dan Teungku Darwis Jeunieb Ketua KPA/PA Bireuen Serta Panglima Daerah dalam Wilayah Batee Iliek usai rapat penetapan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bireuen. Foto: Ist
Calon Bupati Bireuen dari Partai Aceh (PA) H Ruslan M Daud dan Wakilnya Efendi Sulaiman Mengabadikan foto bersama Muzakir Manaf (Mualem) Ketua KPA/PA Pusat dan Teungku Darwis Jeunieb Ketua KPA/PA Bireuen Serta Panglima Daerah dalam Wilayah Batee Iliek usai rapat penetapan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bireuen. Foto: Ist

Banda Aceh | AP– Posisi Ruslan M Daud sebagai  bakal calon bupati Bireuen dari Partai Aceh ternyata belum jelas. Padahal sebelumnya telah diiklankan di Harian Serambi Indonesia dan disebarluaskan melalui beberapa media massa termasuk Atjehpress.com.

Padahal Ketua KPA dan PA Wilayah Batee Iliek, Darwis Jeunieb jelas-jelas sangat mendukung calon petahana, namun berbeda dengan sekelompok KPA/PA lainnya, mereka tidak patuh kepada Darwis Jeunieb, mereka malah mengusung calon lain yakni Khalili.

Menanggapi pertanyaan wartawan terkait kisruh penetapan calon kepala daerah di Kabupaten Bireuen baru-baru ini, Ketum KPA yang juga Ketum PA, Muzakir Manaf, menjawabnya dengan tenang.

“Kita akan cari yang terbaik,” ungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Tengku Haji Muzakir Manaf alias Mualem dalam acara temu pers di Kantor Pusat DPA PA, Minggu 10 April 2016 malam sebagaimana dilansir atjehdaily.id.

Bagi Mualem, konflik internal di tubuh Partai Aceh Bireuen harus diselesaikan secara bijak dan kepada kedua pendukung diminta untuk berdiam diri.

“Masing-masing pihak diminta untuk tenang dulu,” saran Mualem.

Sebelumnya dalam aksi unjukrasa, ketua KPA yang merangkap Ketua PA Bireuen Darwis Jeunieb seakan tidak mau menerima saran dari Ketum DPA Partai Aceh Tengku Haji Muzakir Manaf. Menurut Darwis Jeunieb, Calon Bupati Bireuen dari Partai Aceh hanya Ruslan M Daud yang layak.

“Si Khalili itu bukan kader Partai Aceh. Saat konflik dulu dia tidak bersama kami,” tegas Darwis Jeunieb sambil membagi-bagi nomor ponselnya kepada sejumlah wartawan usai acara jumpa pers.

Sebelumnya saat sejumlah anggota eks kombatan GAM melakukan unjuk rasa, Ayah Takin mengungkapkan, jika 26 Pang Sagoe di Wilayah Bate Iliek, sudah menandatangai surat perjanjian dan surat pernyataan di atas materai , bahwa mereka sudah menyatakan dukungan terhadap Geuchiek Khalili, SH sebagai Calon Bupati Bireuen periode 2017-2022, yang nantinya diusung PA, dan hanya nama itu, yang mereka dukung, dengan harapan berhasil

Sementarta Wakil Panglima KPA Daerah II Wilayah bate Iliiek, Tgk Idris Taleb yang akrab di sapa, Aparih Juli, menyebut figur H Khalili, SH sebagai pilihan utama yang didukung 26 Sagoe dari jumlah seluruhnya 33 sagoe di Wilayah Batee Iliek. Jadi, aku Aparih, harga mati yang tidak bisa dikotak-katik lagi untuk diusung PA dalam pilkada 2017.

Menurut Aparih, mengamati poros pemerintah Bireuen yang dikendalikan Bupati Ruslan, tidak berjalan sesuai yang diharapkan rakyat. Sekarang ini, bukan lagi dijajah Pemerintah Indonesia, tapi sudah dijajah pemerintah daerah sendiri. Buktinya, pemerintah pusat sudah menggelontorkan dana trilyunan rupiah yang masuk ke kas daerah Pemkab Bireuen. Namun, dengan dana yang bersumber dari BP-Migas itu, bukannya rakyat sejahtera, malah sebaliknnya, justru keterpurukan ekonomi yang semakin mendera rakyatnya. Belum lagi, nasib anak yatim yang orang tuanya menjadi korban dalam memperjuangkan Aceh, saat itu, luput dari perhatian pemerintah setempat. Belum lagi nasib janda-janda, yang yang suaminya menjadi syuhada, harus berjibaku dengan tekanan ekonomi. Sehingga diantaranya, terpaksa melakukan pekerjaan kotor, hanya untuk bisa membesarkan anak-anaknya itu.

Untuk itu, papar Aparih, perlu perubahan, karena yang memimpin Bireuen sekarang, tidak bisa diandalkan lagi untuk tetap menduduki singgasananya, dan kemudian menjatuhkan pilihan untuk Geuchiek H Khalili, SH untuk mereka dukung dalam Pilkada mendatang.

”Kenapa harus Khalili, karena ia lebih memahami  arti perjuangan, apalagi ikut berjuang saat konflik dan bisa merasakan betapa getirnya kehidupan saat itu. Bahkam sampai sekarng pun belum tersembuhkan, hanya karena yang memimpin tidak merasakan karena memang tidak terlibat dalam perang,” ulas Aparih.

Tanpa baksa bakso, dengan gamblang Aparih akan melawan “libido” Bupati Ruslan yang memuncak  agar bisa  menancapkan gairahnya maju untuk ke dua kalinya melalui PA, yang hal ini akan dijegal para kombatan. Jika, Ruslan ingin maju lewat partai lain, pihaknya tidak ikut campur, karena haknya untuk berpolitik, asal tidak melalui PA. Dukungan kepada Geuchiek Khalili untuk calon bupati dari PA, sudah menjadi harga mati, tidak bisa di tawar-tawar lagi.

Sedangkan dua kombatan lainnya, Mauliadi Tgk Imum maupunJjamiluddin alias Nekmin masing-masing menyatakan pernyataan yang nyaris sama. Artinya mendukung  sebagai calon bupati, yang memang sudah menjadi komitmen di jajaran Wilayah bate Iliek dan dari pundak Geuchiek Khalili, diharapkan ada perubahan yang signifikan, jika terpilh menjadi pemimpin Bireuen. ”Sebenarnya, kita bukan lagi bicara mencari dukungan, untuk menjadi calon. Tapi, sekarang kesiapan kita untuk mememangkan Mualem menjadi Gubernur dan Geuchiek Khallili menjadi bupati, ” seru Mauliadi.

Perwakilan dari daerah IV itu juga menyingggung adanya perbedaan yang mencolok antara Khalili dengan Ruslan. Jika, Khalili sudah banyak jasanya dalam perjuangan GAM, sampai-sampai orang tuanya menjadi korban dalam konflik dulu. Sedangkan Ruslan dinilai tidak jelas keberadaanya, serta sama sekali tidak berjasa dalam perjuangnan GAM. Namun, bannyak ular-ular yang mematuk dengan gigi runcingnya, menyebabkan  figur yang dipersiapkan, terpental dan digantikan Ruslan menjadi calon bupati yang diusung PA.

“Sekarang mau kita pilih orang yang tidak jelas, sementara orang yang sangat berjasa, justru kita tinggalkan. Pergi sana, pulang ke Malaysia,” tandas  Mauliadi yang mengarahkan sindirannya ke Bupati Ruslan yang memang dikenal publik cukup lama berdiam di Malaysia, sampai-sampai klaim Abu Mudi jika Ruslan menjadi santri di LPI Mudi Mesra sejak 1990-1999, diragukan pernyataannya itu.

Tak lama kemudian muncul pemberitaan berbentuk iklan yang menyebutkan, Muzakir Manaf (Mualem) Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh (PA) telah menetapkan dan mengumumkan H Ruslan M Daud Sebagai Calon Bupati Bireuen  periode 2017 – 2022 berpasangan dengan Efendi Sulaiman (Efendi Jangka), penetapan tersebut disampaikan Mualem dalam rapat di  Green Paradise – Banda Aceh kawasan Ajun Jeumpit, Banda Aceh, Sabtu 2 April 2016 .

Rapat penentuan dan penetapan calon Bupati Bireuen dan Wakilnya itu turut dihadiri Teungku Darwis Jeunieb yang juga ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh (PA) serta Panglima Daerah dalam wilayah Batee Iliek Kabupaten Bireuen serta jajarannya.

“Partai Aceh (PA) tetap akan mengusung kembali Ruslan pada pilkada 2017 mendatang,” sebut salah seorang peserta yang hadir dalam rapat tersebut, yang tidak ingin namanya ditulis.

Informasi yang dihimpun dari berbagai kalangan termasuk dari akun Facebook (fb) Rakan Relawan Ruslan menulis, “Bismillahirrahmanirrahim. Krueeee seumangat. Allahu akbar…Dengan rahmat dan peutunjoek dari Allah akhe jih ketua PA Pusat, Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem ka geupeusah Tgk H Ruslan M Daud seubagoe calon Bupati dan Waki Geuh Tgk Efendi Jangka priode 2017-2022, (Muzakir Manaf yang akrap disapa Mualem sudah menyatukan Teungku H Ruslan M Daud Sebagai Calon Bupati Bireuen dan Wakilnya Teungku Efendi Jangka, Periode 2017 – 2022).

Ternyata, informasi Ruslan M Daud jadi Balon Bupati Bireuen dari PA hanya ‘Hoax” belaka, sang Ketum PA sendiri sedang mecari calon yang lebih baik dari yang ada sekarang. [ADC]