Saban l AP-Akibat Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Aneuk Loat Sabang macet dalam seminggu terakhir, pihak Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujaddid Kota Sabang, terpaksa melakukan pemulangan 150 santri yang sedang menuntut ilmu di Yayasan itu.
Pemulangan santri untuk sementara waktu tersebut, menunggu proses penyuplaian air bersih dari PDAM Tirta Aneuk Laot normal kembali. Santri yang dipulangkan kepada keluarganya masing-masing berjumlah 150 dari 279 santri, yang kini sedang belajar menuntut ilmu di Yayasan Pasantren Al-Mujaddid., demikian disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujaddid Ustadz Irsarullah, kepada AP Juamat (14/04) di Sabang.
Ustadz Irsarullah menambahkan, pihaknya dengan berat hati terpaksa memulangkan 150 santri, kepada orang tuanya masing-masing. Pasalnya, di Pondok Pasantren kini sedang terjadi krisis air yang cukup parah, kemudian untuk memasok air bersih menggunakan mobil tangki, biayanya cukup memberatkan Yayasan.
“Kebutuhan keseluruhan di Pasantren perharinya menghabiskan 8 hingga 10 tangki, untuk membeli air bersih biayanya tidak mampu oleh Yayasan. Sehingga, kami lakukan pemulangan santri, akibat air bersih dari PDAM macet sejak sepekan”., ujar Ustadz Irsarullah
Dijelaskan, pemulangan terhadap para santri sementara ini diberlakukan bagi santri kelas 1, 2, 4 dan 5, untuk santri kelas 3 dan 6 masih berada di asrama Pesantren dan tetap beraktifitas seperti biasa. Santri yang masih tinggal di Pasantren mereka terkait dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN).
Pihaknya belum bisa memastikan kapan normal kembali, proses belajar mengajar di Pesentren milik Pemerintah Kota (Pemko) Sabang itu, yang pasti menunggu lancarnya suplai air bersih dari PDAM Tirta Aneuk Laot.
“Untuk sementara ini kita masih menunggu suplai air PDAM lancar kembali, saat ini Yayasan hanya beli kebutuhan air bersih untuk seadanya saja. Jika air bersih dari PDAM sudah normal, baru dipanggil santri yang dipulangkan itu. Sebab, sampai saat ini belum ada solusi,”., jelas Ustadz Irsarullah jebolan Gontor ini.
Ditambahkan, Yayasan sangat berharap perhatian dari Pemko Sabang, untuk mengatasi krisis air tersebut agar proses belajar mengajar dapat kembali normal. Mengingat kebutuhan air bersih di Pesantren, jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan air untuk sekelas rumah tangga atau sekolah lainnya.
“Perlu diketahui hampir setiap kegiatan dan program di Pesantren selama krisis air sangat terganggu sekali, kebutuhan air dipesantren sudah pasti cukup banyak, mulai dari air konsumsi, MCK, hingga kebutuhan untuk ibadah,” tambahnya.
Salah seorang orang tua santri Pondok Pasantren Al-Mujaddid, saat ditanya media ini mengatakan dirinya sedikit kecewa atas krisis air bersih di Pasantren itu, sampai-sampai anaknya yang lagi kumat sakit gigi, ketika hendak minum obat tidak ada air., kata Adi orang tua santri.
Sekretaris Daerah (Setda) Kota Sabang Sofyan Adam,SH, yang dikonfirmasi AP mengatakan dirinya belum menerima laporan dari pimpinan Yayasan Pondok Pasantren Al-Mujaddid. Pun begitu kata Sofyan Adam, hal itu tidak boleh terjadi dan harus dicari jalan keluarnya.
“Saya belum menerima laporan dari pihak Yayasan Pondok Pasantren Al-Mujaddid, mengenai krisisnya air bersih di lembaga pendidikan agama itu. Namun, hal tersebut tidak boleh terjadi dan harus segera diselesaikan. Saya akan menanyakan kepada pihak Yayasan”., kata Setda yang juga Komite pendidikan Yayasan.
Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Aneuk Laot Cut Faisal, beberapa kali dihubungi ke telepon selularnya, guna mengetahui penyebab macetnya air bersih di Pondok Pasantren Al_Mujaddid, sampai berita ini dikirim ke Redaksi Hand Phone (HP) yang bersangkutan tidak aktif.(jalal).