JAYAPURA (AD) — Stadion Mandala, Jayapura, Papua jadi saksi sikap Gubernur Aceh, Nova Iriansyah membungkuk rendah di depan Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi.
Sikap mirip budaya Ojigi di Jepang itu dilakukan setelah menerima bendera pataka Peparnas ke 16 dari Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPC Indonesia), Senny Marbun pada acara penutupan Peparnas XVI, Sabtu, 13 November 2021.
Sebelumnya, Nova Iriansyah pernah membungkuk di depan Presiden Jokowi, tangan menggenggam patuh. Netizen Aceh merasa geram, karena pemimpinnya terlihat ‘merendah’ dengan lawan bicaranya, meskipun seorang Presiden.
Kali ini, sikap serupa kembali dilakukan. Dari foto foto yang dikirim Biro Humas dan Protokol Setda Aceh terlihat jelas, Nova Iriansyah membungkuk rendah di hapadan Jokowi.
Di dalam kultur masyarakat Jepang, membungkukkan badan atau Ojigi telah menjadi sebuah keharusan yang harus diajarkan sejak kecil. Dalam diri masyarakat Jepang, jika ingin menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain maka Ojigi merupakan metodenya.
Saat itu, sikap menunduk Nova Iriansyah di depan Jokowi dibela mantan anggota DPRD Aceh, Azhari Basar. Dia menilai gestur tubuh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat berbincang di hadapan Presiden Republik Indonesia merupakan hal yang wajar dan tidak berlebihan. Menurutnya sudah semestinya bersikap dengan posisi yang demikian, di hadapan pimpinan dan juga orang tua bangsa.
Baru baru ini, Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersusah payah datang ke Abu Dhabi dan Dubai, UEA dengan kondisi bertongkat karena sedang dalam perawatan akibat patah tulang. Dia mendampingi Presiden Jokowi ke negara Timur Tengah tersebut pada tanggal 1 sampai tanggal 5 November 2021.
Dari foto yang diterima redaksi media ini, tidak terlihat jelas apakah Nova Iriansyah masih menggunakan tongkat saat berdiri menunduk di depan Jokowi?
Seperti diketahui, kehadiran Nova Iriansyah ke Stadion Mandala, Jayapura, Papua dalam rangka Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) ke -17 yang akan digelar di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) tahun 2024 mendatang. Kepastian Aceh dan Sumut sebagai tuan rumah ditandai dengan penyerahan bendera pataka dari tuan rumah Papua kepada Aceh dan Sumut.
Sebelumnya, bendera pataka terlebih dahulu diserahkan oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe kepada Ketua NPC Senny Marbun. Kemudian pataka tersebut diserahkan kepada dua perwakilan Aceh dan Sumut, yang menandakan bahwa Aceh dan Sumut siap menggelar Papernas ke 17.
Gubernur Aceh mengatakan, setelah penyerahan pataka PON 2024 beberapa waktu lalu, kini Aceh juga menerima pataka Peparnas 2024. Artinya, kata Gubernur, Aceh harus segera mempersiapkan dan memperbaiki segala fasilitas olahraga demi menunjang dan meningkatkan kapabilitas olahraga di Aceh.
“Kita akan mulai memperhatikan berbagai fasilitas olahraga agar memadai dan membuat nyaman para atlet nantinya. Ini pekerjaan besar dan tentu semuanya perlu kerjasama yang solid, dan tak kenal lelah,” jelas Nova yang didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh, Dedy Yuswadi AP serta Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Almuniza Kamal, SSTP, MSi.
Nova juga mengatakan nanti dirinya akan memantau perkembangan fasilitas olahraga terutama titik-titik venue bersama dengan Dispora, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh, guna mempercepat pembangunan infrastruktur yang diperlukan.
Pada kesempatan itu, Nova juga mengucapkan selamat kepada Papua yang meraih prestasi luar biasa karena meraih juara umum. Tentu hal tersebut, kata dia menambah semangat pemerintah dan masyarakat Aceh beserta Sumut agar sukses pula menyelenggarakan dua kegiatan besar dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni PON 2024 dan Peparnas 2024
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Papua yang sudah menyukseskan PON Papua dan juga Peparnas 2021.
Menurut Presiden, Penyelenggaraan PON dan Peparnas di Papua sangat luar biasa lantaran mampu menyampaikan banyak pesan serta menjunjung tinggi sportivitas dan konsistensi sehingga meraih berbagai prestasi.
Selain itu, kata Jokowi, pekan olahraga ini juga menjadi kebangkitan olahraga nasional karena di dalamnya ada berbagai keberagaman, serta menghormati kesetaraan.
“Selamat pada para atlet menunjukkan prestasi. Kesimpulannya, bukan hanya torang bisa, Torang hebat!” ujar Jokowi yang disambut riuh tepuk tangan. [ril/MU]