Siswa Aceh Boyong 2 Perunggu dari OSN 2016 di Palembang

oleh -328 Dilihat

Kontingen Aceh foto bersama unsur Dinas Pendidikan Aceh dan pimpinan serta unsur pesonil SMA Fatih Bilingual School di Bandara Sultan Iskandar Muda - Aceh, Sabtu 21 Mei 2016. [Foto: Ist]
Kontingen Aceh foto bersama unsur Dinas Pendidikan Aceh dan pimpinan serta unsur pesonil SMA Fatih Bilingual School di Bandara Sultan Iskandar Muda – Aceh, Sabtu 21 Mei 2016. [Foto: Ist]

Banda Aceh|AP- Siswa Aceh kembali menorehkan prestasi pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA 2016 yang dilaksanakan di Palembang, dari Tanggal 15-20 ‎Mei lalu. Kedua siswa itu adalah Muhammad Alif Aqsha,  meraih medali perunggu pada lomba matematika dan Hatta Mohammad Misra yang mengikuti mata lomba ekonomi.

Kedua mereka ini adalah siswa SMA Fatih Bilingual School – Banda Aceh. Keduanya secara berturut-turut mendapat kalungan bunga dari Dinas Pendidikan Aceh dan SMA Fatih Bilingual School pada acara penyambutan mereka di ruang kedatangan Bandara Sultan Iskandar Muda – Aceh Besar, Sabtu 21 Mei 2016.

Pada ajang OSN Tingkat Nasional 2016 yang diselenggarakan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Aceh mengikutsertakan peserta sebanyak 13 orang untuk mengikuti 9 mata lomba, terdiri dari; Muhammad Alif Aqsha dari SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh dan Ryan Ritama dari SMA Modal Bangsa Arun Lhokseumawe mengikuti bidang Matematika dan Liza Mutiara Safhadi dari SMA Unggul Aceh Timur mengikuti bidang Fisika, Teuku Ade Farhan Ramadhana dan TB Zahrial Fasa, keduanya  dari SMA N 10 Fajar Harapan Banda Aceh mengikuti Bidang Kimia, Nabbila Ulamy Alya juga dari SMA N 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan Fardhani Yudha Satria dari SMA Modal Bangsa mengikuti bidang Astronomi, Muhammad Arif Pratama dari SMA Modal Bangsa mengikuti bidang Geografi, Rais Amsal Turhamun dari SMA N 1 Lhokseumawe dan Said Muhammad Razmi dari SMA N 10 Fajar Harapan Banda Aceh mengikuti bidang Kebumian, Citra Mutiara dari SMA Modal Bangsa mengikuti bidang Biologi,Hatta Muhammad Misra SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh mengikuti bidang Ekonomi dan Victoria dari SMA N 3 Banda Aceh mengikuti bidang Komputer.

Siswa Aceh dalam mengikuti OSN 2016 di Palembang, didampingi oleh dua orang guru pendamping, yaitu Sri Wahyuni (guru SMA Modal Bangsa) dan Sri Mulyani (guru SMA N 10 Fajar Harapan, Banda Aceh), sementara petugas pendamping dari Dinas Pendidikan Aceh yaitu Syaifullah, Syamsul Akbar dan Muhammad Adriyan Fitra.

Pada saat prosesi penyambutan peserta yang baru kembali dari Palembang dalam mengikuti OSN 2016 ini, Sabtu, 21 Maret 2016, Muhammad Adriyan Fitra, yang ikut mendampingi siswa Aceh pada ajang OSN di Palembang, menyampaikan bahwa selama pelaksanaan OSN di Palembang, kontingen Aceh secara teknik tidak mengalami kendala apapun.  “Secara teknis, kita tidak menemui kendala apapun selama pelaksanaan OSN 2016 di Palembang tetapi sepertinya siswa kita memang masih perlu peningkatan penguasaan materi,” ujarnya.

Saat ditanyakan kepada salah seorang guru mendampingi siswa di OSN 2016 Palembang, Sri Wahyuni (guru SMA Modal Bangsa) mengatakan bahwa Aceh perlu tenaga pembimbing dan narasumber dari luar untuk mempersiapkan diri mengikuti OSN.    “Bimbingan di tempat kita masih kurang, perlu ada tutor/ pemateri dari luar, terutama dari Perguruan Tinggi yang sering dilibatkan dalam OSN seperti UGM, ITB dan UI,” katanya.

Tentang kondisi di lokasi kegiatan OSN, Sri Wahyuni mengisahkan Aceh sedikit ciut. “Jumlah kita terasa sangat sedikit, apalagi tidak sempat bergabung dengan peserta OSN tingkat SD dan SMP, sementara dari Provinsi lain, mereka rame,” jelasnya.

Terkait dengan materi lomba, Sri Wahyuni menyebutkan tim asal Aceh sedikit kehilangan fokus dan grogi saat praktekum. “Artinya butuh latihan yang lebih baik lagi,” tambahnya.

Terkait kesiapan siswa menghadapi OSN 2016 ini, Muhammad Alif Aqsha peraih medali perunggu bidang matematika ini menyampaikan bahwa dalam membekali diri, dia senantiasa memperbanyak membaca buku, terutama materi yang bakal dilombakan, juga mempelajari berbagai handout yang didapat di internet, mengerjakan sejumlah soal-soal setingkat OSN yang diselenggarakan oleh negara lain, juga mengikuti sejumlah simulasi OSN yang diselenggarakan suatu lembaga secara online.

“Selain belajara mandiri, Sekolah juga ada mendatangkan pelatih olimpiade dari Jawa ataupun dari Aceh,”  kisahnya. [r]