Banda Aceh (AD)- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nanggroe Aceh (PNA) sekaligus mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, memberikan klarifikasi terhadap tuduhan yang dilontarkan oleh Bustami kepada Muzakir Manaf (Mualem) dan para pendukungnya.
Dalam tuduhan tersebut, Bustami menyebutkan bahwa Mualem dan pendukungnya tidak memiliki pendidikan yang memadai. Irwandi dengan tegas menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan salah besar.
“Mualem adalah sosok yang memiliki latar belakang pendidikan, bahkan beliau menempuh pendidikan di luar negeri,” ujar Irwandi.
Irwandi menjelaskan bahwa, Mualem tokoh yang dikenal luas di Aceh adalah pribadi yang telah melewati perjalanan hidup yang penuh tantangan. Sebelum berangkat ke Libya untuk menempuh pendidikan militer, Mualem pernah kuliah di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Di Libya, ia mendapatkan pendidikan dan pelatihan militer tingkat tinggi di bawah pengawasan langsung Presiden Libya, Muammar Gaddafi.
“Mualem adalah satu-satunya tokoh di Indonesia dengan pangkat militer setara empat bintang, yang menandakan pengalaman dan kapasitas luar biasa di bidang militer. Selain itu, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) juga memiliki sekolah militer, dan banyak pemimpin GAM, termasuk Mualem dilatih di Tripoli, Libya,” ungkap Irwandi.
Irwandi juga menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tentang formalitas gelar akademik, tetapi mencakup pengalaman dan pembelajaran sepanjang hidup. Sebagai seorang dosen dan pemegang lisensi pilot pesawat, Irwandi mengaku memahami bahwa pendidikan sejati melibatkan pengembangan karakter, adab, dan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan ilmu demi kemaslahatan umat.
Selain itu, Irwandi turut menyoroti rekam jejak Fadhlullah, calon wakil gubernur Aceh yang mendampingi Mualem. Fadhlullah merupakan alumni dayah yang juga memiliki gelar Sarjana Ekonomi, dengan pengalaman luas sebagai anggota DPR RI selama dua periode.
“Kombinasi Mualem dan Dek Fadh merupakan pasangan yang ideal untuk memimpin Aceh. Dengan kualitas kepemimpinan dan pengalaman mereka, Aceh akan mendapatkan pemimpin yang tegas, bijaksana, dan berpihak pada kepentingan rakyat,” tegas Irwandi.
Menurut Irwandi, banyak akademisi di Aceh memberikan dukungan kepada pasangan ini karena mereka memahami kapasitas dan visi kepemimpinan yang mereka miliki.
Irwandi mengingatkan bahwa tuduhan yang menyebut Mualem, Dek Fadh, dan para pendukungnya tidak berpendidikan adalah bentuk pelecehan yang tidak bertanggung jawab.
Pendidikan, menurutnya, tidak hanya diukur dari gelar formal, tetapi dari bagaimana seseorang memanfaatkan ilmu dan pengalaman untuk membangun masyarakat.
“Dengan ini, saya memberikan dukungan penuh kepada pasangan Muzakir Manaf dan Fadhlullah sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Aceh pada Pilkada 2024. Saya yakin Aceh akan melangkah menuju masa depan yang lebih baik di bawah kepemimpinan mereka,” tutup Irwandi. (*)