Langsa|AcehDaily.id – Hujan deras yang mengguyur Simpang Tiga Gampong Blang, Kecamatan Langsa Kota, Sabtu, 23 November 2024, tak menghalangi ribuan warga untuk hadir dalam kampanye terakhir pasangan Muzakir Manaf (Mualem) dan Dek Fad, serta pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Langsa nomor urut 03, Maimul Mahdi-Nurzahri (MANDIRI).
Di tengah suasana yang menggugah hati, kampanye tersebut menjadi lebih dari sekadar panggung politik.
Ribuan warga dengan penuh semangat mendoakan kemenangan Partai Aceh untuk kali ketiga di Langsa, sembari mengukuhkan visi keberlanjutan yang diusung oleh pasangan Mualem-Dek Fad dan MANDIRI.
Ketua DPW Partai Aceh Langsa, Irfansyah, tak kuasa menahan haru saat menerima donasi dari masyarakat.
Dana sebesar Rp 67 juta yang terkumpul dari pemuda berbagai gampong di Kecamatan Langsa Kota itu diserahkan langsung kepada pasangan Maimul Mahdi dan Nurzahri di atas panggung, disaksikan ribuan warga.
“Ini bukan sekadar uang. Ini adalah simbol perjuangan rakyat Langsa untuk demokrasi yang bersih dan keberlanjutan pembangunan,” ujar Irfansyah dengan suara bergetar.
Hujan, Harapan, dan Keberlanjutan
Di bawah guyuran hujan, semangat warga tak surut. Suara doa menggema di tengah kerumunan, memohon restu agar kemenangan berpihak pada pasangan Mualem-Dek Fad dan MANDIRI.
Kampanye ini mencerminkan harapan masyarakat Langsa akan keberlanjutan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, terutama melalui visi kepemimpinan yang berakar pada kebutuhan rakyat.
Mualem, dalam pidatonya, menekankan pentingnya kesinambungan perjuangan untuk membangun Aceh yang mandiri dan berdaya saing.
“Hujan ini adalah tanda berkah. Bersama, kita akan memastikan keberlanjutan pembangunan dan menjadikan Aceh lebih baik untuk generasi mendatang,” ujarnya di tengah sorakan massa.
Sementara itu, Maimul Mahdi menyoroti pentingnya membangun kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan.
“Dukungan tulus ini adalah amanah besar. Kami akan bekerja untuk memastikan pembangunan Langsa berjalan tanpa meninggalkan siapa pun di belakang,” katanya.
Manifesto Melawan Politik Uang
Donasi yang terkumpul dari masyarakat menjadi pesan tegas tentang perlawanan terhadap politik uang.
Menurut Irfansyah, gerakan ini lahir dari kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga integritas demokrasi.
“Kami ingin Pilkada ini menjadi momen di mana rakyat berdaulat, bukan uang. Ini adalah manifesto rakyat Langsa untuk masa depan yang lebih baik,” tegasnya.
Semangat melawan politik uang tersebut diamini oleh seorang pemuda yang terlibat dalam penggalangan donasi.
“Kami percaya, perubahan yang sejati hanya bisa terwujud jika demokrasi berjalan dengan bersih. Ini langkah kecil kami untuk Aceh yang lebih baik,” katanya.
Kampanye terakhir ini tidak hanya menjadi penutup rangkaian politik, tetapi juga simbol kuat dari cita-cita keberlanjutan yang ingin diwujudkan oleh rakyat Langsa.
Di tengah hujan yang tak kunjung reda, doa-doa yang dipanjatkan mencerminkan keyakinan bahwa Partai Aceh bersama Mualem-Dek Fad dan MANDIRI mampu membawa harapan baru.
“Langsa memberikan teladan bahwa politik adalah tentang kepercayaan dan keberlanjutan, bukan transaksi,” ujar Mualem di akhir pidatonya.
Dengan semangat yang berkobar meski di tengah hujan, warga Langsa menunjukkan bahwa demokrasi Aceh masih memiliki harapan.
Kini, mereka menanti hasil Pilkada dengan keyakinan bahwa keberlanjutan pembangunan akan menjadi pijakan utama untuk masa depan yang lebih baik.