Santri Melek Media, Penyiaran Berkualitas: Langkah Menuju Generasi Informasi

oleh -1039 Dilihat
oleh

Banda Aceh, (AD) – Di era informasi yang terus berkembang, kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan media secara efektif menjadi krusial maka Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh terus menyelenggarakan kegiatan Literasi Media yang bertujuan untuk membekali individu dengan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik dalam masyarakat yang dikelilingi oleh berbagai bentuk media dan kali ini sasaran nya adalah siswa santri Pondok Tahfiz Baitul Quran Desa Siem Kecamatan Darussalam Aceh Besar. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 29 Agustus 2024.

Hadir dalam acara yang diberi tema Literasi Media : Santri Cerdas, Penyiaran berkualitas ini dihadiri Komisioner KPI Pusat Amin Shabana, Ketua KPI Aceh Acik Nova, Wakil Ketua KPI Aceh T.Zulkhairi dan Komisioner Bidang Pengawasan Isi Siaran Putri Nofriza.

Pimpinan Dayah Tahfidz Baitul Qur’an Ustad Hafiz Umamah menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang telah berkenan meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dan pengetahuan melalui Literasi Media.

“Keberadaan KPI sebagai lembaga yang mengatur dan mengawasi penyiaran di tanah air memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kualitas dan etika penyiaran” ungkap Hafiz Ketika memulai sambutan

“Dengan berbagi ilmu, KPI tidak hanya memberikan wawasan yang sangat berharga, tetapi juga membangun jembatan komunikasi yang akan memperkuat sinergi antara KPI dan institusi pendidikan seperti dayah ini” lanjut Hafiz.

Ketua KPI Acik Nova dalam sambutannya menyampaikan bahwa Di era digitalisasi seperti sekarang ini kita harus membekali diri dengan literasi media yang baik. Literasi bukan hanya soal baca tulis namun jauh lebih dari itu yakni bagaimana kita menggunakan media dengan baik termasuk memilih dan memilah konten yanv baik untuk dibuat dan di share ke publik

“Literasi akan membentuk sikap kritis dan selektif kita terhadap tayangan atau konten di media sosial. Jika sikap ini makin kuat dan meluas hal ini tak hanya mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi media tetapi juga akan mempengaruhi pola produksi konten di media tersebut” Ucap Acik

Acik Nova juga mengatakan bahwa Tv dan radia bahkan media baru seperti Youtobe, Tiktok dan lain-lain akan selalu berharap tayangannya ditonton atau didengar sehingga semakin banyak konten tersebut ditonton maka konten semacam itu akan semakin sering di buat.

 

 

“Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan penyiaran lebih baik, yang Pertama selalu memilih program siaran yang baik dan berkualitas Dan yang Kedua sebarkan atau umumkan siaran baik yang berkualitas itu kepada masyarakat” ujar acik

“Jadi yang kita viralkan itu siaran yang baik2 agar semakin banyak yang tahu tentang program siaran yang baik semakin banyak yang menonton , jika semakin banyak yang nonton juga akan semakin banyak industri yang memproduksi siaran yang baik”, pungkas Acik dalam menutup kata sambutannya dan membuka secara resmi kegiiatan Literasi Media

Literasi Media yang bertema kan Santri Cerdas, Penyiaran Berkualitas di moderatori oleh Komisioner KPI Aceh Putri Nofriza. Pemateri yang pertama adalah Amin Shabana yang memulai dengan kalimat tagline yang ada di Dayah yaitu Today A Reader Tomorrow A Leader.

“Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat saat ini, santri diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka dengan tekun dan giat agar dapat mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin masa depan” ungkap Amin

Amin menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang holistik dan terintegrasi, khususnya bagi para santri. “Santri tidak hanya harus memahami ilmu agama, tetapi juga harus membekali diri dengan pengetahuan umum dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman. Ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan diri sebagai pemimpin masa depan yang mampu memberikan kontribusi positif kepada Masyarakat”

Amin juga menyampaikan, Pendidikan yang baik dan berimbang diharapkan dapat mencetak santri yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepemimpinan yang kuat dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara kreatif.

“Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan media digital, penting bagi santri untuk memiliki kemampuan literasi media yang baik. Literasi media menjadi kunci dalam menghadapi berbagai informasi yang ada di dunia maya, serta dalam membentuk sikap kritis dan bijak dalam menggunakan teknologi” tandasnya.

Sebelum memulai Materi berikutnya Putri menyimpulkan, Di era digital ini, santri tidak hanya harus menguasai ilmu agama dan akademik, tetapi juga harus memahami cara berinteraksi dengan media secara cerdas. Literasi media membantu santri untuk menyaring informasi yang benar, menghindari hoaks, dan memanfaatkan media digital secara positif.

Sementara itu, Teuku Zulkhairi, wakil ketua KPI Aceh yang bertindak sebagai pemateri berikutnya mengatakan saat ini ada dua tantangan krusial yang dihadapi oleh generasi muda Aceh khususnya dan generasi muda Indonesia umumnya, dimana kedua tantangan ini menjadi persoalan serius yang menerpa kaum muda.

 

 

“Tantangan pertama yaitu sabu-sabu dimana saat ini banyak sekali generasi muda Aceh yang terjebak dengan racun sabu-sabu baik sebagai konsumen maupun pengedar. Dan yang kedua yaitu persoalan krusial yang datang dari Android, dimana Andorid yang seharusnya memberi banyak manfaat jika digunakan secara betul, tapi justru digunakan untuk main judi online dan game yang sangat melalaikan,” ujar Teuku Zulkhairi.

Ia juga mengatakan, bersyukur para santri dimana selama mondok di pesantren mereka dilarang menggunakan Android. Sebab, di liat pesantren banyak sekali generasi muda Aceh yang terjebak dengan game-game yang melalaikan di Android mereka dan tidak sedikit yang bermain judi online. Makanya dikatakan bahwa sabu-sabu dan Android adalah dua tantangan besar generasi muda Aceh saat ini.

D sisi lain, ia juga mengatakan bahwa jika nantinya para santri sudah selesai mondok, sudah selesai nyantri dan sudah memegang Android, maka ingatlah bahwa tontonan apapun di Android kita yang berasal dari media sosial itu akan mempengaruhi karekter dan sikap kita.

“Begitu juga dengan informasi yang ada di konten apapun di media sosial itu semuanya harus kritis dalam kita menerimanya. Semua informasi itu ada kemungkinan benar dan ada kemungkinan salah,” ujatnya .

Literasi Media ini juga menyertakan sesi diskusi yang memberikan kesempatan bagi para santri untuk berinteraksi langsung dengan pemateri yang dipandu oleh Putri. Diharapkan, kegiatan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan motivasi tambahan bagi para santri untuk terus berusaha dan berkembang.

“Dengan harapan besar, acara ini menjadi titik awal bagi para santri untuk mengarahkan diri mereka menuju masa depan yang gemilang sebagai pemimpin yang visioner dan berintegritas. Pendidikan yang giat dan berfokus pada pengembangan diri diharapkan dapat menghasilkan generasi masa depan yang mampu menghadapi tantangan dan menciptakan perubahan positif di Masyarakat” Pungkas Putri menutup sesi diskusi Literasi Media.(R)