JAKARTA | AP-DPP GEMA Mathlau’ul Anwar tak tingal diam melihat pekembangan pelaksanaan Pilkada. Pasca penutupan pendaftaran KPU untuk Pilkada serentak, publik di tanah air bakal menyaksikan pesta demokrasi yang paling penarik perhatian. Pilkada bakal digelar di 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten pada 15 Februari 2017. Kini atmosfir kampanye setiap pasang calon mulai terasa di dunia maya maupun dunia nyata.
“Dari 101 pilkada tersebut Pilkada DKI menjadi pusat perhatian publik setanah air karena Kota Jakarta bagaikan miniatur Indonesia yang majemuk dan modern dengan petahana yang dianggap kontroversi. Aroma pilpres 2014 seolah mewarnai pesta demokrasi di DKI,” demkian rilis pers DPP GEMA Mathlau’ul Anwar yang ditandatangani Ketua Umum, Ahmad Nawawi dan Sekum Arif Amarudin, Kamis 6 Oktober 2016.
Terkait hal tersebut, DPP GEMA Mathlau’ul Anwar menyatakan beberapa sikap terkait pilkada serentak itu, pertama menyerukan masyarakat muslim di seluruh tanah air mensukseskan pesta demokrasi di daerahnya masing-masing dengan gembira, damai, dan cerdas agar dapat Melahirkan pemimpin-pemimpin muslim di daerah yang sidiq, tablig, amanah, dan fathonah. Kedua menyerukan masyarakat muslim untuk menghindari kampanye hitam dengan issue-issue primordial seperti suku, agama, ras, dan golongan.
“Kami juga menyerukan setiap pasang calon dan pendukungnya untuk menghindari kampanye dengan mengutip kitab suci Al Qur’an, Injil, Weda, dan Tripitaka untuk mendukung atau menolak pasangan calon tertentu. Mengutip kitab suci untuk kepentingan politik tertentu memancing perdebatan primordial yang berpotensi merusak kerukunan umat antar beragama di tanah air. Perdebatan primordial hanya layak disampaikan forum kajian internal setiap pemeluk agama atau forum akademis terbuka,” harap mereka..
Selain itu, khusus untuk Pilkada DKI Jakarta yang menjadi pusat perhatian publik, DPP GEMA Mathla’ul Anwar menyerukan setiap pasangan calon dan pendukungnya mewujudkan pilkada DKI sebagai barometer pilkada yang sehat di kota metropolis di abad modern. Sebagai barometer, Pilkada DKI harus menjadi pertarungan ide, gagasan, platform, dan track record, bukan pertarungan primordial yang kontraproduktif.
“Kami menyerukan umat Islam tetap bersatu padu membangun bangsa walaupun berbeda pilihan politik,” tegas aktivis GEMA Mathla’ul Anwar ini.
Selanjutnya, seruan terakhir DPP GEMA Mathla’ul Anwar mengharapkan, agar pilkada transparan dan bersih dari praktik money politik yang menciderai demokrasi bangsa karena berpeluang melahirkan kapitalisasi kekuasaan oleh segelintir pemilik modal.
“Kita tak ingin lagi melihat pemimpin yang dilahirkan dari kecurangan,” tutup Ahmad Nawawi. [r]