Banda Aceh (Atjehdaily)— Wakil Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah MT., menyebutkan maraknya penggunaan dan peredaran narkoba di Aceh sudah begitu mengkhawatirkan. Hal tersebut harus menjadi perhatian semua pihak sehingga masyarakat Aceh terlindungi dari bahaya narkoba.
“Narkoba lebih bahaya dari terorisme yang ibu-ibu khawatirkan,” kata Nova saat membuka penyuluhan narkoba untuk Istri Keuchik dan PKK Gampong se Kota Banda Aceh di Aula Pendapa Wakil Gubernur Aceh, Jumat 18 Agustus 2017.
“Narkoba masuk ke rumah tidur kita. Sebagai ibu yang selalu sama anak dan suami kita harus mendeteksinya,” kata Nova. Untuk itu, mantan Anggota DPR RI ini mengajak semua perempuan melakukan pendeteksian secara dini dan memberi pencegahan dini sebelum narkoba menggerus seluruh lapisan keluarga.
Karena efek yang ditimbulkan sangat berbahaya, Nova sampai-sampai mendukung hukuman mati bagi pengedar narkoba. Nova memberi alasan jika hukuman pembunuhan dalam Islam masih diampuni jika diberi maaf oleh keluarga, maka narkoba tidak termaafkan.
Kepada kaum ibu, Nova meminta agar melaporkan kepada pihak berwenang jika mengetahui ada penyalahgunaan narkoba dalam keluarga. “Jangan merasa malu atau hina kalau ada keluarga yang terlanjur dan terlibat narkoba. Sebelum jadi pengedar laporkan. Mari sama-sama kita pulihkan,” kata Nova.
Keterlanjuran penggunaan narkoba, lanjut Nova, bukanlah sebuah aib. Sebaliknya akan menjadi aib jika penyalahgunaan narkoba terlambat dilaporkan. “Laporkan. Jika tidak bakal ditangkap dan itu menjadi ranah hukum positif dan tentu akan jadi aib keluarga.
Sementara itu, Eldi Azwar, Kepala BNN Aceh, menyebutkan angka penggunaan narkoba sudah pada tingkatan mengkhawatirkan. Presiden bahkan mengatakan indonesia darurat narkoba.
“Seluruh komponen masyarakat harus berperan aktif melawan narkoba,” kata Eldi. Jenderal bintang satu ini menyebutkan, peredaran narkoba di Aceh sudah merambah ke desa bahkan ke sekolah. Untuk itu, Eldi mengajak seluruh perempuan di gampong untuk bersama memberantas narkoba.
Eldi meminta agar para ibu yang mendengar persoalan penggunaan narkoba di gampong untuk dilaporkan kepada petugas rumah sakit atau BNN. Laporan kaum ibu tersebut nantinya akan ditindak dengan tahapan memberikan penanganan terapi.
“Kalau sudah kena tidak sembuh, bisa merusak seluruh sendi kehidupan,” kata Eldi. Untuk itu, Eldi mengajak seluruh pihak terlibat aktif memberdayakan seluruh lapisan masyarakat dalam menghadapi darurat narkoba. “Di hari kemerdekaan kita harus bisa merdeka bebas dari narkoba.”
Rida Ariani, panitia acara menyebutkan pihaknya prihatin dengan maraknya peredaran narkoba di Indonesia khususnya Aceh. “Sasaran peredaran narkoba sekarang adalah anak-anak usia sekolah,” kata anggota Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) itu.
Lira bersama BNN Aceh, kata Rida rutin melakukan penyuluhan bagi perempuan ke gampong-gampong di Aceh. Para perempuan diajak menjadi penyuluh sebagai orang paling dekat dengan anak. “Kaum ibu harus menjadi telinga dan mata pemerintah dalam hal pencegahan narkoba.” (r)