SP Aceh Gelar Training Feminis dan Keorganisasian Perempuan bagi Kelompok Muda dan Perempuan Pemimpin Grassroots

oleh -348 Dilihat
oleh

Banda Aceh, AD – Solidaritas Perempuan Aceh menyelenggarakan training feminis dan keorganisasian bagi kelompok muda dan Perempuan pemimpin grassroots pada tanggal 29-30 November 2024 di sekretariat SP Aceh.

Training ini dilakukan dalam upaya memastikan keberlanjutan komunitas SP Aceh, sehingga SP Aceh terus memberikan penguatan di akar rumput dan kelompok muda sebagai upaya kaderisasi dan memastikan gerak organisasi untuk mendorong kelompok muda yang berada di Aceh memilih dan menjadikan SP sebagai alat perjuangan untuk terus memperjuangkan hak-hak Perempuan.
Training ini juga dilakukan karena masih mengakarnya pemahaman bahwa Perempuan adalah manusia kelas dua dan bahkan diyakini sebagai kebenaran. Hal ini menempatkan keberadaan Perempuan sebagai instrumen pelengkap, bukan sebagai subjek yang memiliki otoritas untuk menentukan Keputusan-keputusan terkait hidupnya. Sudut pandang patriarki yang melihat Perempuan sebagai objek menjadikan tubuh, pikiran dan hasil kerja Perempuan bukan milik Perempuan itu sendiri, tetapi dikontrol oleh pihak lain seperti keluarga, Masyarakat bahkan negara. Hal ini mengakibatkan Perempuan kehilangan kuasa atas dirinya dan mengalami penindasan dari ranah keluarga, Masyarakat hingga negara.
Training ini diikuti oleh 10 orang diantaranya kelompok muda alumni Sekolah Kepemimpinan Feminis (SKF) SP Aceh serta perempuan pemimpin dari grassroots dan dua hari training ini difasilitasi oleh Fitriani selaku Dewan Pengawas Nasional (DPN) dan anggota SP Aceh.
Fitriani menjelaskan bahwa training ini mempelajari tentang keorganisasian Solidaritas Perempuan sebagai sebuah organisasi perjuangan yang terus konsisten memperjuangkan dan merebut kedaulatan Perempuan.
“Training ini juga menganalisis situasi dan kondisi Perempuan di Aceh pasca perubahan politik secara nasional maupun lokal dampak dari pemilu dan pilkada dengan menggunakan pisau analisis feminis” Sambungnya.
Selain itu, training ini juga dilakukan untuk mendorong lahirnya kepemimpinan bagi Perempuan. Karena kepemimpinan terkait dengan system, proses dan praktik yang menggunakan kuasa atau pengaruh dalam kelompok atau oleh kelompok untuk mencapai tujuannya. Kepemimpinan feminis dalam system, proses maupun praktiknya merupakan ruang bagi Perempuan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mendorong transformasi pengetahuan baru, saling menguatkan, membangun solidaritas dan memunculkan aksi-aksi bersama/kolektif sehingga turut melahirkan kepemimpinan feminis bagi organisasi SP kedepan.
Prinsip feminis dalam kepemimpinam juga tidak bertumpu pada perjuangan individu dan penokohan, melainkan pada Gerakan kolektif sehingga dibutuhkan berbagi ruang, peran, kapasitas dan kuasa untuk menjalankan kepemimpinan secara bersama. Dengan demikian, kepemimpinan feminis akan menjadi kepemimpinan yang mampu menggerakan dan mengkonsolidasikan kekuatan yang ada serta mentransformasikan pengetahuan dan kapasitas yang dimiliki untuk memperluas Gerakan.
Maka dari itu prinsip feminislah yang digunakan untuk melihat sejauh mana tatanan sosial menunjukkan adanya hubungan relasi kuasa dan pembagian peran atau hak dalam akses dan control terhadap tubuh pikiran Perempuan dalam tatanan bermasyarakat yang tidak adil antara Perempuan dan laki-laki dan bagaimana hubungan kuasa tersebut mengkondisikan kebijakan negara. Hal inilah yang bertujuan untuk membangun feminis yang berbasis pada ketidakadilan terhadap Perempuan. Sehingga dalam kerja-kerja penguatan Masyarakat di grassroots atau di komunitas Gerakan pemuda dalam berbicara keberagaman benar-benar merupakan sebuah proses Gerakan feminis yang berbasis pada pengalaman Perempuan dan kelompok marginal dalam melawan ketidakadilan gender akibat politik negara atau non-negara sehingga melalui peningkatan pemahaman Gerakan muda berbicara keberagaman di komunitas yang mampu memberikan pemahaman kepada Masyarakat tentang akses dan control Perempuan dan kelompok marginal dalam menjalankan roda-roda kehidupannya.

BACA..  Seorang IRT Nekat Lompat Ke Sungai, Diduga Hendak Akhiri Hidup

Dari kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta dapat memahami seluruh materi yang disampaikan dan memutuskan untuk bergabung bersama SP Aceh dan terus berjuang untuk menghapus segala tindak kekerasan terutama penghentian kasus kekerasan seksual terhadap Perempuan di Aceh.(R)