Kisah Malang Jenderal Köhler: Kuburan Digusur, Jantung Terkoyak Peluru

oleh -282 Dilihat

BANDA ACEH | AP-Johan Harmen Rudolf Köhler (lahir di Groningen, 3 Juli 1818 – meninggal di Kutaraja (sekarang Banda Aceh), 14 April1873 pada umur 54 tahun) ialah seorang jenderal Belanda yang memimpin KNIL dalam Perang Aceh Pertama pada tahun 1873.

Dalam usia 14 tahun, tepatnya tanggal 3 Mei 1832, ia bertugas di Infanteri IX dan kemudian berkampanye (1832-1833) di Belgia dan Flandria. Pada tanggal 21 Mei 1834 ia diangkat sebagai kopral, 16 Desember 1836 fourier dan pada tanggal 21 Juli 1838 menjadi sersan.

Dalam pangkat ini, ia ditempatkan di Hindia Belanda dan kemudian ke India pada tanggal 14 November 1839. Dalam 4 bulan, ia diangkat sebagai letnan dua dan pada tahun 1847 ia ditempatkan di Pesisir Barat Sumatera. Pada tanggal 4 Oktober pada tahun itu juga ia diangkat sebagai letnan satu dan pada tahun 1852 menjadi kapten, dalam pangkat itu ia bertindak sebagai tokoh yang berwenang dalam urusan sipil dan militer di Distrik Lampung. Pada tahun 1856, ia diangkat sebagai Komisaris Gubernemen.

BACA..  Ribuan Runner Meriahkan Iskandar Muda Run 2024

Pada tahun 1857, ia diangkat sebagai ksatria dengan Militaire Willems-Orde Kelas IV untuk kerjanya selama Ekspedisi Lampung (1856).

Pada bulan Agustus 1857, ia meninggalkan Hindia Belanda untuk cuti selama 2 tahun. Selama tinggal di Belanda, pada tahun 1858, ia naik pangkat sebagai mayor dan untuk pertama dan terakhir kalinya ia ke Jawa pada bulan Juni 1859. Di sana, ia disetujui masuk Infanteri Batalyon II dan pada tahun 1860 atas Batalyon Garnisun di Bangka.

Pengangkatannya sebagai letnan kolonel terjadi secara cepat dan dengan kenaikan pangkat sebagai kolonel (1865), ia menjadi komando militer pesisir barat Sumatera. Dengan dekret kerajaan pada awal tahun 1873, ia diangkat sebagai mayor jenderal dan kemudian sebagai panglima tertinggi pasukan ekspedisi.

BACA..  Sanggamara Adventure and Challenge 2024 Resmi Ditutup Pangdam Iskandar Muda

Kesultanan Aceh yang berdaulat di Sumatera mencari kontak dengan Kerajaan Italia dan Britania Raya, dan kemudian dengan Kesultanan Usmaniyah. Belanda, yang merasa ditelikung pengaruhnya, mengirimkan ekspedisi ke sana, pada tanggal 8 April 1873, di bawah pimpinan Jenderal Köhler.

Köhler terbunuh dalam Perang Aceh I pada tanggal 14 April 1873 selama inspeksi setelah menduduki kembali Masjid Raya Baiturrahman yang sebelumnya sempat dikuasai oleh pejuang Aceh. Saat itu ia terkena peluru tepat di jantungnya. Mayatnya dibawa ke Singapura dengan kapal uap Koning der Nederlanden dan dimakamkan di Pemakaman Tanah Abang, Batavia dengan penghormatan militer (pada tahun 1976 pemakaman tersebut digusur dan setelah 2 tahun terkatung-katung di Kedutaan Besar Belanda akhirnya mayat Köhler dimakamkan di Kerkhoff, Banda Aceh atas usul Gubernur Aceh saat itu, Abdullah Muzakir Walad). Kedudukannya sebagai panglima tertinggi dalam ekspedisi pertama digantikan oleh Kol. E.C. van Daalen.

BACA..  Kontroversi Pernyataan Tu Bulqaini Dan Dampaknya Dalam Pilkada Aceh

Untuk menandai peristiwa tewasnya Kohler, pada tanggal 14 Agustus 1988, pemerintah Aceh dengan gubernurnya Ibrahim Hasan membuat sebuah monumen peringatan di tempat tewasnya Kohler yaitu di bawah pohon kelumpang di depan Mesjid Raya BaiturrahmanBanda Aceh. [Net]