Banda Aceh | AP,-Selama ini Ekspor hasil komoditi di Aceh tidak di organisir secara baik, sehingga banyak hasil komoditi di Aceh yang di Ekspor ke Luar Negeri melalui Jalur Medan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Muslem dalam wawancaranya pada peresmian usaha pengolahan Ikan Tuna atau UD Nagata Tuna miliknya di Punge Balng Cut, Kota Banda Aceh pada Rabu 01 Juni 2016.
Muslem mengungkapkan bahwa Ekspor ikan di Aceh tidak terkolola dengan baik, sehingga banyak ikan yang ditangkap di Aceh di ekspor ke Luar Negeri melalui Medan.
Oleh karena itu dengan diresmikannya UD Nagata Tuna miliknya bisa membuka mata masyarakat bahwa Ekspor hasil laut Aceh khususnya jenis tuna telah berjalan di Aceh.
Muslem juga memaparkan bahwa, sebelumnya dirinya juga telah mengekspor Ikan jenis tuna ke beberapa Negara tetangga diantaranya Malaysia dan Singapure dan baru-baru ini ia juga telah mendapat izin Ekspor ke Negara Jepang.
Muslem menjelaskan bahwa untuk memenuhi kualitas ikan kelas ekspor ke luar Negeri ia telah melakukan pemahaman kepada sejumlah nelayan tentang tata cara penanganan ikan dilaut sehingga layak untuk di ekspor.
Sehingga lanjut Muslem, hasil tangkapan khususnya jenis Tuna bisa masuk katagori ikan kelas Ekspor, “karena Ikan yang di Eksopr ke luar Negeri harus memenuhi kualitas, bukan kapasitas,” terangnya
Muslem mengakui kendala yang selama ini ia rasakan terkait masalah keuangan, ia harus berutang pada nelayan yang menjual ikan kepadanya atau dengan kata lain ia tidak bisa membayar secara tunai (Cash) kepada Nelayan.
Hal tersebut disebabkan terbatasnya modal usaha, karena ia menjalankan usaha ekspor ke luar Negeri juga tidak dibayar tunai atau cash, namun dengan kepercayaan.
“biasanya jika saya mengekspor ke luar Negeri tidak dibayar cash, tapi dua samapai tiga hari setelah barang sampai baru di bayar atau di transfer uangnya,” keluh Muslem. (Ndar/Az)