Calang l AP-Nasri salah seorang masyarakat Gampong Tuwi Kareung Kecamatan Pasie Raya Kabupaten Aceh Jaya mengaku kesal dan mengeluh dikarenakan cara memperoleh obat di Puskesmas Kecamatan Teunom sulit. Nasri yang menderita penyakit TB Kelenjar menceritakan pada hari Sabtu 01 April 2017 pukul 02.30 WIB dirinya mendatangi Puskesmas Teunom Faskes Tingkat I di Kartu Indonesia Sehat yang ia miliki, dengan tujuan meminta obat untuk penyakit yang dideritanya.
Sesampai di Puskesmas Nasri menjumpai petugas yang ada disana, namun petugas berkata untuk pengambilan obat harus pagi, oleh karena stok obat yang Nasri punya dari Rumah Sakit Umum Teuku Umar sudah habis, Nasri meminta tolong sama petugas tersebut bagaimana cara agar ia bisa memeperoleh obat karena penyakit yang dideritanya tidak boleh putus obat sesuai dengan hasil PA Laboratatium Patologi Anatomi Badan Pelayanan Umum Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan No : Eks/PA – 112/2016 dan No Regist : 1101306.
Oleh petugas menyuruh Nasri agar menunggu sebentar dan petugas tersebut bergegas meninggalkan Nasri untuk menjumpai bidang perobatan. Setelah menunggu selama 15 menit petugas tersebut balik dan mengatakan kepada Nasri agar balik lagi pada pukul 05.00 WIB. Dengan sedikit kesal Nasri mengucapkan terimakasih dan permisi kepada petugas yang telah membantu melayaninya. Kesal Nasri bukan kepada petugas tersebut akan tetapi kesal tarhadap sulitnya untuk memperoleh obat. Karena petugas yang tadi mengatakan kepada Nasri, “Pak balek lagi jam 5 nanti ya, karena petugas bidang perobatan sedang menjaga anaknya yang lagi tidur, jadi dia tidak bisa sekarang takut anaknya bangun karena tidak ada yang jaga, kebetulan obat untuk bapak obat program, jadi kami tidak kasih sembarang, memang harus beliau yang proses”, ujar Nasri menirukan jawaban dari petugas tersebut.
Nasri berharap, cara memperoleh pelayanan dan obat di Puskesmas kedepan dipermudah, agar masyarakat tidak merasa sulit dalam mendapatkan obat dan pelayanan kesehatan, sehingga semangat untuk sembuh atas penyakit yang diderita oleh masyarakat menjadi hilang.
“Kita berharap pemerintah meninjau kembali cara dan kinerja pelayanan kesehatan untuk masyarakat, masyarakat tidak berharap banyak, selain pelayanan yang mudah, dan terukur. Sehingga masyarakat tidak harus bolak – balik hanya untuk satu keperluan saja, pribadi saya ya tidak apa – apa seperti ini. Tapi coba bayangkan jika orang lain mangalaminya, satu persolaan yang seharusnya mudah diselesaikan dan dituntaskan, tapi harus bertele – tele dan harus bolak balik, apalagi jika jarak tempuh yang lumayan jauh, kan kasihan. Kita tidak boleh lupa terhadap masyarakat yang menderita penyakit itu selain dia harus bersemangat untuk kesembuhannya dia juga mempunyai kewajiban dan kegiataan lainya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari”, pungkas Nasri.
Nasri menambahkan, jika memang waktu pengambilan obat hanya tersedia dipagi hari dan jam – jam, serta hari – hari kerja tertentu saja, maka Nasri meminta kepada pemerintah dan pihak penyedia layanan kesehatan masyarakat yang ber plat merah agar melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas serta menempelkan pengumuman yang jelas agar publik secara umum dapat mengetahui dengan jelas.
“Kita mohon untuk saling mengedepankan azas kemanusiaan, hal yang harusnya mudah kenapa harus sulit, hal yang harusnya diperjelas kenapa harus jadi berkelit. Agar keberlangsungan kemasalahatan bersama bisa terwujud”, cetus Nasri
Sampai berita ini diturunkan, pihak puskesmas setempat dan instansi terkait belum diperoleh keterangan, karena kontak person yang tidak diketahui dan dikantongi pihak media.[Nsr]