Saat Pencambukan, Illiza Diminta Jangan Banyak Bicara Lagi

oleh -338 Dilihat

Pelaku mesum dicambuk di Lamdingin, Banda Aceh, Jum'at (9/9). Foto: Azwar|APC
Pelaku mesum dicambuk di Lamdingin, Banda Aceh, Jum’at (9/9). Foto: Azwar|APC

Banda Aceh | AP-Walikota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal mengaku pernah diminta oleh salah seorang untuk tidak banyak bicara dalam acara pencambukan (Uqubat) bagi pelaku mesum yang dinilai melanggar syariat Islam, di Lamdingin, Jum’at 9 September 2016.

“Bek le that peugah haba le, bek peupanyang, ne cambuk laju yang peuget mesum. (Bu jangan banyak bicara lagi, jangan diperpanjang lagi, cambuk terus,” ujar politisi PPP itu mengutip permintaan seorang pengunjung.

BACA..  Tiga Pejabat Utama Polresta Banda Aceh Berganti

Menurut perempuan yang kembali maju di Pilwalkot Banda Aceh tahun depan ini, hukuman cambuk bukanlah sesuatu yang harus dipertontonkan dan melihat kehinaanpara pelaku. Dia meminta para pengujung untuk instropeksi dan menjaga diri dan keluarga dari perbuatan yang tidak diridhai Allah.

“Cambuk ini adalah gerbang menuju pintu tobat, karena Rasulullah sangat menyukai orang-orang yang mau bertobat,” kata Illiza mengingatkan para pengunujung yang ingin menonton pencambukan itu.

BACA..  Ungkap Perdagangan Satwa Liar, Polisi Amankan Dua Pelaku di Aceh Besar

Untuk itu Illiza sangat menyakini bahwa seluruh yang hadir di acara itu pernah melakukan dosa dan kesalahan, namun kata Illiza, para pengunjung masih beruntung karena aibnya masih ditutupi oleh Allah SWT.

“Jadi acara pencambukan ini adalah syiar dan kepada pelaku harus memanfaatkan kejadian ini dengan ikhlas menuju pintu ampunan Allah,” ujarnya.

Kepada pengunjung, Illiza mengingatkan jangan menjadikan ajang pencambukan sebagai tontonan aib orang lain, namun harus bersyukur karena tidak termasuk orang-orang yang ikut dicambuk.”Ini adalah dakwah bukan tontonan,” tegasnya.

Menjelang akhir pidatonya, Walikota berusia muda itu sempat marah dan mengusir anak-anak yang ada di lokasi dan menyaksikan acara pencambukan.

“Ini bukan tontonan. Aneuk miet tren, nekalon le droeneh manteng, aneuk neupeuerunoe di rumoh. [anak-anak turun, cukup orang tua saja yang menonton dan anak-anak diajarin saja dirumah saja,” pinta Illiza dengan nada tinggi. [MU|Azwar]